Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Aceh (FKMA) menggelar demo di Simpang Jam, Kota Lhokseumawe, Jumat (23/12/2011).
Mereka mengutuk insiden berdarah yang terjadi akibat sengketa lahan antara warga dan perusahaan perkebunan di Kabupaten Mesuji di Lampung dan di Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, beberapa waktu lalu.
Dalam aksi tersebut, para demonstran sempat membakar bendera Malaysia.
Pantuan Serambi, sekitar pukul 01.15 WIB, sejumlah pendemo dengan mengusung sebuah spaduk berkumpul di Simpang Jam Lhokseumawe.
Meski jumlah pendemo tidak begitu besar, namun terlihat pengerahan jumlah aparat kepolisian untuk mengamankan aksi tersebut tergolong besar. Namun begitu, aksi berlangsung sekitar 30 menit berjalan tertib.
Dan disela-sela para pendemo berorasi, mereka juga membakar bendera Malaysia. “Pembakaran bendera ini terkait dengan pemilik perusahaan di lokasi kejadian tersebut adalah berasal dari Malaysia,” ujar Koordintaor Aksi Agus Pratama.
Menurut dia, sangketa lahan yang terjadi di sana beberapa waktu lalu, bisa menjadi pengalaman semua pihak, terutama Pemerintah Aceh.
Bukan tidak mungkin, protes-ptotes masyarakat terhadap HGU di Aceh, akibnat konflik pertanahan bisa terjadi.
Makanya didasari hal tersebut, pihaknya pun mengeluarkan pernyataan sikap, agar Pemerintan Aceh dapat mengevaluasi dan mencabut seluruh HGU perusahaan yang teridentifikasi menciptakan kejangggalan, pelanggaran, dan memicu konflik pertanahan.
Disamping itu, atas insiden berdarah di Mesuji, mereka mendesak negara untuk bertanggungjawab, serta harus mengusut secara tuntas.
“Pemerintah pun harus mencabut izin dari perusahaan yang diduga bertanggungjawab terhadap insiden tersebut,” jelas Agus Pratama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar