kurma ruthab
Agar puasa kita lancar dan sehat memang kita harus membutuhkan makanan yang dapat membuat energi kita kembali, tapi alangkah baiknya kita tidak salah memilih makanan, karena salah-salah malah dapat membuat kita lemas, terjadi penumpukan lemak, atau bahkan menjadi penyakit.
Saya teringat dengan iklan minuman yang berbunyi seperti ini :
“Berbukalah dengan yang manis.” Nah iklan tersebut telah membuat sesat
banyak orang (termasuk saya) hingga menimbulkan salah kaprah tentang
bagaimana berbuka yang baik dan benar. Karena justru Rasulullah tidak
mencontohkannya demikian!
Bukankah Rasulullah berbuka dengan kurma?
Rasulullah memang berbuka dengan kurma atau air putih, seperti diriwayatkan oleh Anas bin Malik dalam hadits berikut :
Rasulullah pernah berbuka puasa dengan ruthab (kurma segar) sebelum shalat, kalau tidak ada ruthab, maka beliau memakan tamr (kurma kering) dan kalau tidak ada tamr, maka beliau meminum air, seteguk demi seteguk. (Hadits Riwayat Ahmad (3/163), Abu Dawud (2/306), Ibnu Khuzaimah (3/277,278), Tirmidzi 93/70) dengan dua jalan dari Anas, sanadnya shahih).
Dalam hadits tersebut terkandung hikmah yang agung secara
kesehatan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memilih mendahulukan
kurma dan air dari pada yang lainnya sedangkan kemungkinan untuk
mengambil jenis makanan yang lain sangat besar, namun karena ada
bimbingan wahyu Illahi maka Rasulullah Shalalllahu ‘alaihi wa sallam
memilih jenis makanan kurma atau pun air sebagai yang terbaik bagi orang
yang berpuasa
Dari hadits tersebut, jelas sekali disebutkan bahwa Rasulullah
berbuka dengan Ruthab (kurma segar), Tamr (kurma kering), dan air putih.
Sebaik-baik korma adalah korma ajwa (Nabi) dan sebaik-baik air adalah
air zam-zam. Jadi sebenarnya, jika kita fahami kita tidak akan terkecoh
dengan salah satu iklan teh yang diduga menjadi dalang tercetusnya
ungkapan "Berbukalah dengan yang Manis".
Perlu sekali diketahui bersama bahwa kurma yang dimakan Rasulullah
berbeda dengan kurma yang banyak dijual di Indonesia. Kurma yang biasa
kita temui bukanlah Ruthab ataupun Tamr, melainkan manisan kurma alias
kurma yang sudah diberi tambahan gula sebagai pengawet.
Lantas bedanya apa? Kan sama-sama kurma juga?
Beda, Manisan kurma mengandung banyak gula dan rasanya pun sangat
manis, sedangkan kurma segar dan kurma kering rasanya tidak terlalu
manis.
Makanan yang mengandung banyak gula adalah “Karbohidrat Sederhana“,
sedangkan kurma yang dimakan Rasulullah adalah salah satu makanan yang
disebut “Karbohidrat Kompleks” yang sangat baik untuk tubuh kita.
Karbohidrat Sederhana adalah karbohidrat yang mengandung banyak
kadar gula dan merupakan sumber energi yang sangat besar, namun juga
cepat habis. Energi yang dihasilkan hanya akan bertahan sebentar dalam
tubuh dan apabila berlebih, akan ditumpuk menjadi lemak dalam tubuh.
Karbohidrat sederhana jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu :
Karbohidrat sederhana jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Karbohidrat sederhana dengan GI (Glycemic Index) tinggi
Memiliki sifat merangsang penimbunan lemak karena respon insulin yang tinggi.
Contoh: sirup, minuman ringan, permen, kue-kue, dll. Pokoknya yang rasanya manis banget.
2. Karbohidrat sederhana dengan GI (Glycemic Index) rendah
Memiliki sifat menyediakan energi besar yang cepat habis, namun
tidak merangsang penimbunan lemak karena respon insulinnya rendah.
Contoh : aneka buah-buahan manis seperti pisang, apel, pir, dll.
Sedangkan Karbohidrat Kompleks adalah karbohidrat yang memiliki
struktur untaian gula yang panjang dan juga merupakan sumber energi
besar, namun memiliki sifat yang membuat energi yang dihasilkan menjadi
lebih tahan lama dan tidak menumpuk menjadi lemak.
Dalam tubuh kita karbohidrat kompleks akan diproses secara perlahan, itulah sebabnya energi yang dihasilkan menjadi tahan lama.
Karbohidrat kompleks juga dibagi menjadi 2, yaitu :
Karbohidrat kompleks juga dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Karbohidrat kompleks dengan GI (Glycemic Index) tinggi
Memiliki sifat merangsang penimbunan lemak karena respon insulin
yang tinggi, namun terjadinya secara perlahan sehingga energi tersimpan
lebih lama. Karbohidrat kompleks yang seperti ini akan menyimpan energi
dalam tubuh, dan menjadi otot jika dilatih (olahraga) secara teratur.
Contohnya: beras putih, jagung, kentang, dll.
2. Karbohidrat kompleks dengan GI (Glycemic Index) rendah
Memiliki sifat yang menyediakan energi lebih lama dengan respon
insulin yang rendah, sehingga tidak akan menjadi lemak. Biasanya
makanan-makanan yang mengandung hal ini banyak disarankan karena
sifatnya yang sehat.
Contohnya: kurma segar, beras merah, umbi-umbian, sayuran, dll.
Ya, Karbohidrat yang ada dalam kurma lebih mudah sampai ke liver
(hati) dan lebih cocok dengan kondisi organ tersebut. Terutama sekali
kurma masak yang masih segar. Liver (hati) akan lebih mudah menerimanya
sehingga amat berguna bagi organ ini sekaligus juga dapat langsung
diproses menjadi energi.
Kalau tidak ada kurma basah, kurma kering adalah pilihan kedua,
karena mempunyai kandungan unsur gula yang tinggi pula. Bila semua itu
tidak ada juga, cukup beberapa teguk air untuk mendinginkan panasnya
lambung akibat puasa sehingga dapat siap menerima makanan sesudah itu”
Dari penjelasan diatas, maka urutan makanan yang terbaik bagi orang yang berbuka puasa adalah ruthab (kurma basah), tamr (kurma kering) kemudian air. Dan mustahil sekali jika di dalam urutan urutan tersebut kita tidak mendapatinya, meskipun cuma AIR
Perlu juga diketahui jika Kurma lebih unggul dari makanan lain yang
mengandung gula. Hal ini juga didukung bukti, yaitu segelas air yang
mengandung glukosa akan diserap tubuh dalam waktu 20-30 menit, tetapi
gula yang terkandung dalam kurma baru habis terserap dalam tempo 45-60
menit.
Itulah sebabnya orang yang makan cukup banyak kurma pada waktu sahur akan menjadi segar dan tahan lapar. Wallahu A'lam Bish showab. (langkahkebebasan)
Itulah sebabnya orang yang makan cukup banyak kurma pada waktu sahur akan menjadi segar dan tahan lapar. Wallahu A'lam Bish showab. (langkahkebebasan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar