Minggu, 18 November 2012

Mengungkap Rahasia Bangsa yang Hilang ( Bagian II )

Mengungkap Rahasia Bangsa yang Hilang ( Bagian II )
Apakah yang Anda semua rasa setelah membaca kata sambutan dari peneliti independen ini. Sudah pasti Anda lagi bertanya-tanya dan pada waktu yang sama menggebu untuk mengetahui informasi selanjutnya. Tunggu … takkan lari gunung dikejar meskipun mungkin ia akan ditarah oleh pihak yang memiliki kekuasaan dan uang … huh. Namun demikian apa yang saya dan juga peneliti tersebut tekankan adalah agar Anda semua berpikir dan terus berpikir tanpa default sejenak pun. Informasi yang diberikan adalah tidak berarti jika Anda tidak berpikir dan hanya menerima semuanya bulat-bulat seperti orang bodoh. Ingatlah wahai kawan sesungguhnya kebodohan itu telah menjadi mantra palsu untuk bangsa kita karena itu janganlah Anda membuat itu sebagai kenyataan yang tidak dapat dibalik kembali … huh …..
Di atas adalah kutipan dari Kitab Kejadian dari Alkitab yang merupakan penyimpan rahasia terbesar terkait satu bangsa yang bergerak ke Timur dunia untuk mengembangkan keturunan manusia seperti yang diperintahkan Tuhan. Bangsa rahasia inilah yang menurunkan berbagai bangsa Asia dari tempat asal mereka yaitu Asia Barat dan Asia Tengah seperti yang diketahui oleh kebanyakan dari kita di mana dari situlah dimulainya peradaban manusia. Bangsa ini, yang merupakan pemegang rahasia akhir zaman yang satu bangsa besar yang pernah membangun kota-kota kuno dan ikut dalam perang-perang agung sejak surutnya Banjir Besar bersama-sama bangsa agung yang telah punah seperti bangsa Sumeria dan Akkadian dahulu katanya.Untuk mempelajari sifat dan karakter bangsa misteri ini, perlu dicari sejarah panjang pengembaraan mereka dan apakah ditemukan mereka di sepanjang epik perjalanan mereka itu.Faktor yang mewujudkan keragaman dari segi wajah, bahasa dan kepribadian bangsa ini. Faktor yang menjadi sumber Terahsia bangsa misteri ini.
Kita lanjutkan dengan persoalan keturah. Dari pada keliru keturah ini berasal? Dan bagaimana di bisa menjadi istri Ibrahim. Sebenarnya dari perut Keturah ini lahirlah bangsa-bangsa agung penakluk seperti Chaldea, Media dan Persia yang mewarisi bangsa Sumeria, Akkadia, Assyria, Babilonia dan lainnya dari kalangan Melayu cucu cicit Nuh dari jurai keturunan Heth bin Kanaan bin Ham bin Nuh AS di mana di dalam teks Yahudi Kuno mengatakan kelak akan lahir bangsa-bangsa penjajah yang menjadi musuh orang Israel dari saudara mereka sebelah Keturah. Selama ribuan tahun bangsa Yahudi diperangi, dibuli dan diaduk oleh bangsa-bangsa ganas dan kejam yang teramat gagah ini sehingga dibayangkan di dalam hikayat-hikayat mereka sebagai ‘raksasa’, ‘pagan (barbarian)’, ‘kaum yang ganas’ dan sebagainya.
Jika kita lihat kisah Nabi Musa yang ingin kaumnya memasuki Tanah Palestina, di mana kaum Yahudi bersikeras tidak mau memasukinya karena ada ‘kaum yang ganas’ di dalam Palestina dan mereka sanggup mengeluarkan kata-kata, “Biarlah engkau saja yang pergi berperang dengan mereka bersama Allah , dan kami menunggu di sini “Perlu diingat, akibat trauma dengan sejarah kelam bangsa mereka yang dibuli oleh saudara mereka yang banyak dari sebelah ibu tiri mereka Keturah, rabbi-rabbi Yahudi telah membeda-bedakan status istri-istri nabi Ibrahim di mana hanya Sarah saja disebut sebagai istri (wife) sedangkan Hajar dan Keturah disebut gundik (concubine). Kita bisa lihat di dalam Perjanjian Lama (Taurat) dan Perjanjian Baru (Injil), di mana mereka telah mengubah interpretasi istri-istri nabi Ibrahim (perlu diingat disini bahwa kedua kitab lama ini terseret jauh sedikit-sebanyak oleh orang mereka sendiri dan jika Anda ingin inilah harus mencari kitab yang asli atau paling dekat dengannya seperti Barnabas dan kitab Kristen Coptic serta kitab yang disimpan di Arsip Vatikan yang disorok selamam ribuan tahun oleh mereka).
Sesungguhnya Ibrahim selaku Rasul Allah yang teramat alim dan wara ‘tidak pernah membeda-bedakan istrinya, meskipun di dalam peristiwa mengirim Siti Hajar dan anaknya Ismail ke lembah gersang di Mekah.Betapa pilu dan hancur hatinya melihat istrinya dan anaknya yang masih kecil terdampar di tengah padang pasir. Namun perintah Tuhan tetap dilaksanakan mengingatkan tanah yang dipijak Ismail ketika itu adalah Rumah Tuhan yang akan dibangunkannya bersama anaknya Ismail kelak.Adakah hanya Siti Khadijah saja sebagai istri Nabi Muhammad SAW dan istri-istrinya yang lain hanya layak disebut gundik? TIDAK SAMA SEKALI. Padahal awalnya Sarah adalah wanita yang mandul, sebelum Allah SWT melimpahkan Nabi Ishak kepadanya pada saat umur yang terlampau tua.
Sebab itulah Sarah bersikeras mengawinkan Siti Hajar (yang disangka hamba perempuan Firaun) dengan suaminya untuk melanjutkan keturunan. Bukan saja disebut selir, bahkan perasaan rasis mereka terhadap keturunan Keturah meleret-leret dengan menyeret keturunan Siti Hajar bersama-sama. Siti Hajar dikatakan hamba Firaun sedangkan sumber lain menyatakan ‘selir Fir’aun’. Padahal Siti Hajar adalah putri Firaun yang diserahkan kepada Ibrahim untuk menebus rasa bersalah Firaun ketika itu yang ingin memperkosa Sarah saat Nabi Ibrahim dan Siti Sarah di dalam tahanannya.
Dengan kuasa Allah setiap kali Firaun datang untuk memperkosa Sarah, perbuatannya terhalang secara aneh berkat doa Nabi Ibrahim.Dari situ barulah Firaun sadar bahwa Ibrahim bukanlah sembarangan orang dan mungkin berasal dari orang suci yang harus dihormati.Akibat rasa bersalah yang teramat sangat, maka bukan saja Firaun membebaskan keduanya malah memberikan mereka dengan seorang perempuan muda yang tertutup wajahnya sebagai ‘kifarat’ dan hadiah kepada Nabi Ibrahim.Rahsia perempuan muda itu terbongkar ketika perjalanan pulang di mana Ibrahim membuka tutup kepala perempuan itu sambil menanyakan asal-usulnya yang pada awalnya disangka seorang hamba yang dihadiahkan kepada mereka.Alangkah terkejutnya Ibrahim dan Sarah saat mendengar pengakuan dari perempuan itu bahwa dia adalah anak perempuan Firaun bertaraf puteri raja.
Tersentuh hati Ibrahim sambil mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang memang berkehendak menjaga keturunannya sebaik-baiknya.Jadi keturunan Nabi Ismail yang turun kepada Nabi Muhammad saw adalah keturunan raja dari kerajaan agung Firaun yang pengaruhnya melewati Anatolia dan Kanaan ketika itu (Firaun ini berbeda langsung dengan Firaun di zaman Musa karena Firaun ini hidup lebih lama dari Ramses II karena sezaman dengan Ibrahim). Butuh dingatkan bahwa saat zaman Nabi Ibrahim tidak ada bangsa yang disebut sebagai Yahudi. Dan sesungguhnya Nabi Ibrahim bukanlah seorang Yahudi.Nabi Ibrahim adalah berasal dari satu kaum kuno yang sezaman dengan bangsa Hittites yang telah punah dan bangsa misteri di Mesir (Firaun tadi) yang mungkin mewariskan rahasia Piramida dan teknologi canggih zaman itu kepada bangsa Qibti yang menjadi pemerintah setelah itu termasuk Ramses II di zaman Nabi Musa.
Banyak ulama berpendapat sejak zaman ini lagi agama yang di bawa oleh Nabi Ibrahim adalah agama Islam yang kita anuti hari ini. Wallahua’lam. Dalam Alquran ada disebut: “Wahai ahli-ahli Kitab! Mengapa kamu berani bertengkar mengenai agama Ibrahim, pada hal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah zaman Ibrahim;
apakah kamu berdegil sehingga kamu tidak berpikir? …. Bukanlah Ibrahim itu seorang pemeluk agama Yahudi dan bukan juga beliau seorang Kristen “. (Ali Imran: 65 – 68)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer