Hiruk pikuk penolakan konser penyanyi penyembah setan, Lady Gaga,
terus berlanjut. Banyak yang pro dan banyak juga yang kontra. Berikut
ini beberapa pejabat dan tokoh yang mendukung konser Lady Gaga.
Priyo Budi Santoso, Wakil Ketua DPR dari Partai Golkar
Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso menyatakan bahwa dirinya mendukung agar konser Lady Gaga di Jakarta tetap bisa terselenggara sesuai rencana. Namun demikian Priyo mengingatkan agar Lady Gaga juga tak seenaknya saat manggung.
Menurut politisi Golkar itu, Lady Gaga saat tampil nanti tetap harus menyesuaikan diri dengan norma sosial yang berlaku Indonesia. “Melarang konser itu adalah hal yang nggak masuk akal,” kata Priyo usai menerima kunjungan Direktur Big Daddy Entertainment Jacqueline Losung di gedung DPR RI, Senin (21/5) malam.
Priyo menambahkan, sebenarnya tidak ada yang harus dikhawatirkan dari konser Lady Gaga. “Negara kita bukan Negara Tirai Bambu. Saya kira, kalau (ditolak) begitu, malah jadi kampanye yang nggak elok,” ulasnya.
Ditambahkannya, pelarangan terhadap konser Lady Gaga justru membuat Indonesia terlihat tidak memiliki rasa toleransi yang selama ini dibangga-banggakan. “Kecuali, Lady Gaga konser ke sini dengan telanjang bulat. Itu nggak boleh,” ucap Priyo.
Joko Suyanto, Menko Polhukam
Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan pihaknya sudah sampaikan ke Kapolri Jenderal Timur Pradopo, agar mengelola pihak-pihak yang pro dan kontra terkait konser Lady Gaga di Indonesia. ”Yang penting kedua pihak harus didengar,” ujarnya.
Dia mengharapkan ada koordinasi dan kompromi dari manajemen artis Lady Gaga dan Event Organizer (EO), bagaimana sebaiknya penampilan di Indonesia.
“Kostumnya, koreonya, tempatnya, gerak penari latar maupun Lady Gaganya, serta lirik-lirik lagunya yg harus disepakati dan dikompromikan dengan pihak mereka, yang sesuai dengan kondisi sosial masyarakat kita,” ujarnya.
Dia berharap artis asing, seperti Lady Gaga tidak menampilkan sesuatu yang vulgar. “Saya yakin ini bisa di komunikasikan dan di kompromikan, Sehingga show bisa jalan,” jelasnya.
Benny K Harman, Ketua Komisi III dari Partai Demokrat
Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Benny K Harman menilai sikap Polri yang menolak konser penyanyi Lady Gaga, aneh. Benny meminta Kapolri Jenderal Timur Pradopo tidak diskriminatif. Lady Gaga dilarang, tetapi lokalisasi dan tempat mangkal wanita tuna susila (WTS) justru dibiarkan.
“Kapolri jangan diskriminatif, jangan (cewek, red) Uzbeskistan diberi karpet merah. Orang yang datang untuk tunjukkan ekspresi kebudayaan kok dilarang,” katanya, Jakarta, Senin (21/5/2012).
Benny juga berpendapat alasan yang dipakai Polri bahwa Lady Gaga merusak moral bangsa. Sebab, polisi bukan penjaga moral.
“Sejak kapan polisi jadi penjaga moral. Nanti lama-lama, orang tidak ibadah ditangkap. Itu tidak akan ganggu Pancasila kita,” jelasnya.
Soetan Batughana, Menolak, Tapi…
Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat, Sutan Batoegana menyatakan, mendukung penuh keputusan Kepolisian RI untuk menolak memberikan izin konser penyanyi asal Amerika Serikat, Lady Gaga. Akan tetapi, Sutan menyatakan, masih mengharapkan akan ada win-win solusion dari polemik ini. “Ambil jalan tengah, titik temunya bagaimana,” kata Sutan Batoegana saat dihubungi, Ahad, 20 Mei 2012.
Sutan menyatakan, tindakan kepolisian sebagai pelaksanaan tugas menjaga keamanan memang harus menjadi hal utama. Namun, keputusan untuk menolak izin pelaksanaan konser penyanyi bernama asli Joanne Angelina Germanotta ini belum merupakan keputusan final. Menurut dia, masih ada jalan tengah yang dapat ditempuh melalui perundingan dan kesepakatan. “Tentu butuh penyesuaian antara budaya mereka (Lady Gaga) dengan kebudayaan Indonesia,” kata Sutan.
Nasib konser Lady Gaga, menurut dia, jangan sampai membuat kecewa kelompok tertentu. Anak muda, penonton, dan penggemar Lady Gaga tidak menjadi kecewa karena pembatalan. Para Ulama, tokoh adat, dan kelompok kontra juga tidak kecewa karena ada konser yang dinilai tak sopan. Hendaknya kita menghargai seni tetapi tetap menunjukkan berpegang pada budaya,” kata dia.
Sikap Resmi Partai Demokrat
Sekretaris Departemen Hak Asasi Manusia Partai Demokrat, Rachland Nashidik mengatakan partainya mendukung konser Lady Gaga di Jakarta. Polri didesak untuk memberikan izin konser tersebut. Menurut Rachland, pemerintah telah menyatakan sikap resmi bahwa konser Lady Gaga tidak dilarang. Sikap resmi itu telah disampaikan oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, sebagai wakil otoritas politik Indonesia.
“Pernyataan itu menjelaskan kebijakan politik hukum pemerintah yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh Kapolri dan seluruh jajarannya,” kata Rachland dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, Senin 21 Mei 2012.
Said Aqil Siradj, Ketum PBNU
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengatakan, kasus kekerasan yang mengatasnamakan kebebasan merupakan bentuk kegagalan reformasi. “Karena, kebebasan kemudian menimbulkan kebebasan bertindak yang bernaung di bawah agama itu,” ujar Said dalam gelaran kegiatan seni dan budaya wayang bertajuk “Ruwatan untuk Negeri”, di Kampus UI Depok, Jumat (18/5/2012) malam.
Terkait rencana konser Lady Gaga, Said menyatakan bahwa iman orang NU tak akan goyah hanya karena kedatangan Lady Gaga. “Kalau kita mau jahat, enggak usah lihat Lady Gaga kok. Buka internet saja, segala macam ada. Bagi NU, mau ada seribu Lady Gaga, enggak akan mengubah keimanan orang NU,” paparnya.
Biem Benjamin, Cawagub Jakarta
Salah satu calon Gubernur DKI Jakarta, Biem Benjamin, menyatakan bahwa dia mendukung konser Lady Gaga. Namun, menurut dia, Gaga harus menyesuaikan penampilannya dengan kultur Indonesia.
“Iya, mendukung. Namun, siapa pun artisnya, kalau di Indonesia harus ikuti peraturan kita,” ujar putra Benyamin Suaeb ini ketika dihubungi, Senin 21 Mei 2012. Biem mencontohkan, Gaga perlu memodifikasi busana dan gerakan. “Kasih tahu aja dia agar menyesuaikan. Busana dan gerakannya jangan erotis,” dia mengimbau.
Mengenai penilaian tampilan Gaga porno atau tidak, Biem mengembalikan itu pada pandangan masing-masing pribadi yang menonton. Menurut Biem, Gaga biasa saja. Apalagi buat dia yang pernah tinggal di Amerika. “Tergantung orangnya,” ujarnya.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Konser Lady Gaga terganjal izin dari Polda Metro Jaya. Meski demikian promotor tak kehabisan akal. Mereka telah mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk konser tersebut.
Menurut promotor Big Daddy Concerts, memang Mabes Polri yang berwenang mengeluarkan izin. Namun mereka membutuhkan rekomendasi dari beberapa pihak. Salah satunya Polda Metro Jaya yang sudah menyatakan sikap tidak mendukung.
“Mabes harus dapat rekomendasi dari beberapa pihak seperti salah satunya itu Polda Metro, juga dari Departemen Pariwisata. Dari mereka kita sudah mendapatkan izin minggu lalu,” ujar bos promotor Michael Rusli, Senin (14/5/2012).
Basuki Tjahja Purnama (Ahok), Cawagub Jakarta
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama mengatakan pemerintah telah memberi contoh yang salah dalam melarang konser Lady Gaga di Jakarta.
“Harusnya, pemerintah itu taat konstitusi bukan taat konstituen. Soal Lady Gaga enggak bener atau segala macam, saya juga enggak mungkin nonton kok karena jarang mau nonton,” ujar Ahok di Gereja Katedral, Jakarta, Sabtu, (19/5/2012).
Mantan politikus Golkar ini menjelaskan, jika memang konser Lady Gaga bertentangan dengan agama masyarakat tidak akan menonton. Tetapi, pemerintah tidak harus berpegang kepada konstitusi bukan ayat suci.
“Kita tidak boleh taat pada ayat suci di hadapan pemerintah, kita taat pada ayat-ayat konstitusi, ayat suci itu untuk saya pribadi. Makanya saya pertanyakan pada ormas-ormas itu, kenapa tidak mau periksa pejabat yang korup, kenapa enggak berlakukan potong kepala saja sekalian kalau enggak bisa membuktikan harta kekayaannya dari mana. Itu munafik,” tegasnya.
Rully Chairul Azwar, Waka Komisi X DPR
Wakil Ketua Komisi X DPR Rully Chairul Azwar mengatakan penolakan Lady Gaga oleh ormas terlalu berlebihan. Alasannya, penampilan Lady Gaga di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta tidak akan merusak moral ataupun budaya Indonesia.
“Sudah enggak zaman untuk melarang konser. Jadi yang menolak dan tidak suka Lady Gaga ya jangan menonton, jangan ganggu yang nge-fans Lady Gaga,” kata Rully kepada detikcom, Senin (21/5/2012).
Rully menambahkan, Polri seharusnya berkoordinasi dengan pihak promotor untuk mengatur konser dan konsep busana yang akan dikenakan oleh pemilik nama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta ini.
“Diatur saja, misalnya usia penonton termasuk lokasi konser supaya tidak mengganggu yang lain. Tetapi jangan dibatalkan, kasihan yang sudah beli tiket termasuk persiapannya,” imbuhnya.
Lagipula, konser Lady Gaga akan menambah daya promosi Indonesia bagi dunia Internasional. Selain itu, industri kreatif Indonesia, kata Rully dapat mengambil contoh baik dari strategi pemasaran di setiap pertunjukan Lady Gaga.
“Menurut saya konser ini harus dilanjutkan karena ini sudah disiapkan jauh-jauh hari. Jangan hanya karena dua kelompok malah dilarang, tidak boleh seperti itu,” tegas politikus Golkar ini.
Gamawan Fauzi, Menteri Dalam Negeri
Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi memperingatkan agar Front Pembela Islam (FPI) tidak mengeluarkan ancaman untuk membubarkan konser Lady Gaga. Menurut dia, di negara demokrasi tidak boleh ada ancam mengancam.
”Di negara-negara demokrasi ini, mana ada ancaman organisasi-organisasi. Tapi bisa saja berpendapat ya. Kalau berpendapat saya juga berpendapat,” katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/5).
Menurutnya, kalau mau mengundang Lady Gaga lebih baik dilihat manfaat dan kerugiannya. Kalau ternyata memang lebih banyak manfaatnya, ia mempersilakan. Kalau lebih banyak kerugiannya, maka sebaiknya tidak dilakukan.
Lukman Hakim, Wakil Ketua MPR dari PPP
Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin kurang sepakat dengan pelarangan konser Lady Gaga di Jakarta. Menurut Lukman, sebenarnya ada win-win solution, dengan meminta Lady Gaga berpenampilan santun di Indonesia.
“Mengapa kita tak kedepankan pendekatan win-win solution dalam menghadapi konser Lady Gaga? Toleransi dan kearifan amat diperlukan dan harus dimiliki justru oleh elit negeri ini, agar ke-Indonesia-an kita tetap terjaga dan terpelihara. Kita bisa meminta Lady Gaga untuk berpakaian, bernyanyi, dan beratraksi panggung yang sesuai dengan budaya kita,” kata Lukman.
Hal ini disampaikan Lukman kepada detikcom, Selasa (22/5/2012).
Dengan begitu, menurut Lukman, tak ada yang patut dikhawatirkan lagi dari pertunjukkan Lady Gaga. “Dunia pun bisa menilai, bagaimana kita sebagai bangsa besar dengan mayoritas muslim terbesar di dunia mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan arif,” terang Wakil Ketua Umum PPP ini.
Indra J Piliang dari Partai Golkar
Dalam akunt Twitternya, Indra J Piliang juga memberikan komentar mengenai penolakan konser Lady Gaga dan secara tidak langsung mendukung konser tersebut tetap dilaksanakan.
“Jadi, kalau Lady Gaga konser, di Indonesia akan lahir Kerajaan Iblis, begitu logikanya? Lha, iblis itu terus ada tanpa perlu konser, koq.”
Beberapa Politikus Senayan
“Dari segi semangat kebangsaan, insiden larangan ini menunjukkan negara telah gagal menjaga semangat pluralisme,” kata Wakil Ketua Komisi Keamanan DPR Tubagus Hasanuddin dari PDIP kemarin. Kepolisian semestinya memberi penilaian obyektif atas rencana pergelaran konser Lady Gaga di Gelora Bung Karno, Senayan, pada 3 Juni itu. Dia berharap Polri profesional dan terbebas dari tekanan kelompok mana pun.
Anggota Komisi Kebudayaan DPR, Popong Otje Djundjunan dari Partai Golkar, juga mengatakan pelarangan konser Lady Gaga berlebihan. “Seharusnya masih bisa dibicarakan,” kata dia.
Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Saan Mustofa berharap ada landasan hukum yang lebih kuat di balik pelarangan penyanyi dan penulis lagu berusia 26 tahun bernama lengkap Stefani Joanne Angelina Germanotta itu. Terlebih, 55 ribu lembar tiket untuk konser bertajuk “The Born This Way Ball” itu sudah ludes terjual. “Makanya, kepolisian harus membeberkan satu per satu alasannya.”
Beberapa Selebritis Fans Lady Gaga
Di antara publik figur yang lain, kalangan selebritis di Indonesia terlihat paling banyak berkomentar negatif terkait pelarangan konser Lady Gaga di Indonesia.
Vokalis band Kotak, Tantri Syalindri melalui akun @tantrikotak hari ini menulis: “Padahal gw sama chua udah prepare pakaian buat nonton konser Lady Gaga #gagalKonserLadyGaga”.
VJ Daniel Mananta @vjdaniel:” It’ll be cool misalnya SBY kasih speech di opening konser Lady Gaga, lalu bilang, “ini bukti saya ga takut sama preman”
Sarah Sechan @sarseh menulis:”Maksudnya apa nih Lady Gaga melanggar UU pornografi? dia mau konser sambil bikin anak di panggung?”
Sumber : http://zilzaal.blogspot.com/2012/05/inilah-para-pejabat-dan-tokoh-pendukung.html
Priyo Budi Santoso, Wakil Ketua DPR dari Partai Golkar
Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso menyatakan bahwa dirinya mendukung agar konser Lady Gaga di Jakarta tetap bisa terselenggara sesuai rencana. Namun demikian Priyo mengingatkan agar Lady Gaga juga tak seenaknya saat manggung.
Menurut politisi Golkar itu, Lady Gaga saat tampil nanti tetap harus menyesuaikan diri dengan norma sosial yang berlaku Indonesia. “Melarang konser itu adalah hal yang nggak masuk akal,” kata Priyo usai menerima kunjungan Direktur Big Daddy Entertainment Jacqueline Losung di gedung DPR RI, Senin (21/5) malam.
Priyo menambahkan, sebenarnya tidak ada yang harus dikhawatirkan dari konser Lady Gaga. “Negara kita bukan Negara Tirai Bambu. Saya kira, kalau (ditolak) begitu, malah jadi kampanye yang nggak elok,” ulasnya.
Ditambahkannya, pelarangan terhadap konser Lady Gaga justru membuat Indonesia terlihat tidak memiliki rasa toleransi yang selama ini dibangga-banggakan. “Kecuali, Lady Gaga konser ke sini dengan telanjang bulat. Itu nggak boleh,” ucap Priyo.
Joko Suyanto, Menko Polhukam
Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan pihaknya sudah sampaikan ke Kapolri Jenderal Timur Pradopo, agar mengelola pihak-pihak yang pro dan kontra terkait konser Lady Gaga di Indonesia. ”Yang penting kedua pihak harus didengar,” ujarnya.
Dia mengharapkan ada koordinasi dan kompromi dari manajemen artis Lady Gaga dan Event Organizer (EO), bagaimana sebaiknya penampilan di Indonesia.
“Kostumnya, koreonya, tempatnya, gerak penari latar maupun Lady Gaganya, serta lirik-lirik lagunya yg harus disepakati dan dikompromikan dengan pihak mereka, yang sesuai dengan kondisi sosial masyarakat kita,” ujarnya.
Dia berharap artis asing, seperti Lady Gaga tidak menampilkan sesuatu yang vulgar. “Saya yakin ini bisa di komunikasikan dan di kompromikan, Sehingga show bisa jalan,” jelasnya.
Benny K Harman, Ketua Komisi III dari Partai Demokrat
Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Benny K Harman menilai sikap Polri yang menolak konser penyanyi Lady Gaga, aneh. Benny meminta Kapolri Jenderal Timur Pradopo tidak diskriminatif. Lady Gaga dilarang, tetapi lokalisasi dan tempat mangkal wanita tuna susila (WTS) justru dibiarkan.
“Kapolri jangan diskriminatif, jangan (cewek, red) Uzbeskistan diberi karpet merah. Orang yang datang untuk tunjukkan ekspresi kebudayaan kok dilarang,” katanya, Jakarta, Senin (21/5/2012).
Benny juga berpendapat alasan yang dipakai Polri bahwa Lady Gaga merusak moral bangsa. Sebab, polisi bukan penjaga moral.
“Sejak kapan polisi jadi penjaga moral. Nanti lama-lama, orang tidak ibadah ditangkap. Itu tidak akan ganggu Pancasila kita,” jelasnya.
Soetan Batughana, Menolak, Tapi…
Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat, Sutan Batoegana menyatakan, mendukung penuh keputusan Kepolisian RI untuk menolak memberikan izin konser penyanyi asal Amerika Serikat, Lady Gaga. Akan tetapi, Sutan menyatakan, masih mengharapkan akan ada win-win solusion dari polemik ini. “Ambil jalan tengah, titik temunya bagaimana,” kata Sutan Batoegana saat dihubungi, Ahad, 20 Mei 2012.
Sutan menyatakan, tindakan kepolisian sebagai pelaksanaan tugas menjaga keamanan memang harus menjadi hal utama. Namun, keputusan untuk menolak izin pelaksanaan konser penyanyi bernama asli Joanne Angelina Germanotta ini belum merupakan keputusan final. Menurut dia, masih ada jalan tengah yang dapat ditempuh melalui perundingan dan kesepakatan. “Tentu butuh penyesuaian antara budaya mereka (Lady Gaga) dengan kebudayaan Indonesia,” kata Sutan.
Nasib konser Lady Gaga, menurut dia, jangan sampai membuat kecewa kelompok tertentu. Anak muda, penonton, dan penggemar Lady Gaga tidak menjadi kecewa karena pembatalan. Para Ulama, tokoh adat, dan kelompok kontra juga tidak kecewa karena ada konser yang dinilai tak sopan. Hendaknya kita menghargai seni tetapi tetap menunjukkan berpegang pada budaya,” kata dia.
Sikap Resmi Partai Demokrat
Sekretaris Departemen Hak Asasi Manusia Partai Demokrat, Rachland Nashidik mengatakan partainya mendukung konser Lady Gaga di Jakarta. Polri didesak untuk memberikan izin konser tersebut. Menurut Rachland, pemerintah telah menyatakan sikap resmi bahwa konser Lady Gaga tidak dilarang. Sikap resmi itu telah disampaikan oleh Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, sebagai wakil otoritas politik Indonesia.
“Pernyataan itu menjelaskan kebijakan politik hukum pemerintah yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh Kapolri dan seluruh jajarannya,” kata Rachland dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, Senin 21 Mei 2012.
Said Aqil Siradj, Ketum PBNU
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj mengatakan, kasus kekerasan yang mengatasnamakan kebebasan merupakan bentuk kegagalan reformasi. “Karena, kebebasan kemudian menimbulkan kebebasan bertindak yang bernaung di bawah agama itu,” ujar Said dalam gelaran kegiatan seni dan budaya wayang bertajuk “Ruwatan untuk Negeri”, di Kampus UI Depok, Jumat (18/5/2012) malam.
Terkait rencana konser Lady Gaga, Said menyatakan bahwa iman orang NU tak akan goyah hanya karena kedatangan Lady Gaga. “Kalau kita mau jahat, enggak usah lihat Lady Gaga kok. Buka internet saja, segala macam ada. Bagi NU, mau ada seribu Lady Gaga, enggak akan mengubah keimanan orang NU,” paparnya.
Biem Benjamin, Cawagub Jakarta
Salah satu calon Gubernur DKI Jakarta, Biem Benjamin, menyatakan bahwa dia mendukung konser Lady Gaga. Namun, menurut dia, Gaga harus menyesuaikan penampilannya dengan kultur Indonesia.
“Iya, mendukung. Namun, siapa pun artisnya, kalau di Indonesia harus ikuti peraturan kita,” ujar putra Benyamin Suaeb ini ketika dihubungi, Senin 21 Mei 2012. Biem mencontohkan, Gaga perlu memodifikasi busana dan gerakan. “Kasih tahu aja dia agar menyesuaikan. Busana dan gerakannya jangan erotis,” dia mengimbau.
Mengenai penilaian tampilan Gaga porno atau tidak, Biem mengembalikan itu pada pandangan masing-masing pribadi yang menonton. Menurut Biem, Gaga biasa saja. Apalagi buat dia yang pernah tinggal di Amerika. “Tergantung orangnya,” ujarnya.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Konser Lady Gaga terganjal izin dari Polda Metro Jaya. Meski demikian promotor tak kehabisan akal. Mereka telah mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk konser tersebut.
Menurut promotor Big Daddy Concerts, memang Mabes Polri yang berwenang mengeluarkan izin. Namun mereka membutuhkan rekomendasi dari beberapa pihak. Salah satunya Polda Metro Jaya yang sudah menyatakan sikap tidak mendukung.
“Mabes harus dapat rekomendasi dari beberapa pihak seperti salah satunya itu Polda Metro, juga dari Departemen Pariwisata. Dari mereka kita sudah mendapatkan izin minggu lalu,” ujar bos promotor Michael Rusli, Senin (14/5/2012).
Basuki Tjahja Purnama (Ahok), Cawagub Jakarta
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama mengatakan pemerintah telah memberi contoh yang salah dalam melarang konser Lady Gaga di Jakarta.
“Harusnya, pemerintah itu taat konstitusi bukan taat konstituen. Soal Lady Gaga enggak bener atau segala macam, saya juga enggak mungkin nonton kok karena jarang mau nonton,” ujar Ahok di Gereja Katedral, Jakarta, Sabtu, (19/5/2012).
Mantan politikus Golkar ini menjelaskan, jika memang konser Lady Gaga bertentangan dengan agama masyarakat tidak akan menonton. Tetapi, pemerintah tidak harus berpegang kepada konstitusi bukan ayat suci.
“Kita tidak boleh taat pada ayat suci di hadapan pemerintah, kita taat pada ayat-ayat konstitusi, ayat suci itu untuk saya pribadi. Makanya saya pertanyakan pada ormas-ormas itu, kenapa tidak mau periksa pejabat yang korup, kenapa enggak berlakukan potong kepala saja sekalian kalau enggak bisa membuktikan harta kekayaannya dari mana. Itu munafik,” tegasnya.
Rully Chairul Azwar, Waka Komisi X DPR
Wakil Ketua Komisi X DPR Rully Chairul Azwar mengatakan penolakan Lady Gaga oleh ormas terlalu berlebihan. Alasannya, penampilan Lady Gaga di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta tidak akan merusak moral ataupun budaya Indonesia.
“Sudah enggak zaman untuk melarang konser. Jadi yang menolak dan tidak suka Lady Gaga ya jangan menonton, jangan ganggu yang nge-fans Lady Gaga,” kata Rully kepada detikcom, Senin (21/5/2012).
Rully menambahkan, Polri seharusnya berkoordinasi dengan pihak promotor untuk mengatur konser dan konsep busana yang akan dikenakan oleh pemilik nama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta ini.
“Diatur saja, misalnya usia penonton termasuk lokasi konser supaya tidak mengganggu yang lain. Tetapi jangan dibatalkan, kasihan yang sudah beli tiket termasuk persiapannya,” imbuhnya.
Lagipula, konser Lady Gaga akan menambah daya promosi Indonesia bagi dunia Internasional. Selain itu, industri kreatif Indonesia, kata Rully dapat mengambil contoh baik dari strategi pemasaran di setiap pertunjukan Lady Gaga.
“Menurut saya konser ini harus dilanjutkan karena ini sudah disiapkan jauh-jauh hari. Jangan hanya karena dua kelompok malah dilarang, tidak boleh seperti itu,” tegas politikus Golkar ini.
Gamawan Fauzi, Menteri Dalam Negeri
Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi memperingatkan agar Front Pembela Islam (FPI) tidak mengeluarkan ancaman untuk membubarkan konser Lady Gaga. Menurut dia, di negara demokrasi tidak boleh ada ancam mengancam.
”Di negara-negara demokrasi ini, mana ada ancaman organisasi-organisasi. Tapi bisa saja berpendapat ya. Kalau berpendapat saya juga berpendapat,” katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/5).
Menurutnya, kalau mau mengundang Lady Gaga lebih baik dilihat manfaat dan kerugiannya. Kalau ternyata memang lebih banyak manfaatnya, ia mempersilakan. Kalau lebih banyak kerugiannya, maka sebaiknya tidak dilakukan.
Lukman Hakim, Wakil Ketua MPR dari PPP
Wakil Ketua MPR Lukman Hakim Saifuddin kurang sepakat dengan pelarangan konser Lady Gaga di Jakarta. Menurut Lukman, sebenarnya ada win-win solution, dengan meminta Lady Gaga berpenampilan santun di Indonesia.
“Mengapa kita tak kedepankan pendekatan win-win solution dalam menghadapi konser Lady Gaga? Toleransi dan kearifan amat diperlukan dan harus dimiliki justru oleh elit negeri ini, agar ke-Indonesia-an kita tetap terjaga dan terpelihara. Kita bisa meminta Lady Gaga untuk berpakaian, bernyanyi, dan beratraksi panggung yang sesuai dengan budaya kita,” kata Lukman.
Hal ini disampaikan Lukman kepada detikcom, Selasa (22/5/2012).
Dengan begitu, menurut Lukman, tak ada yang patut dikhawatirkan lagi dari pertunjukkan Lady Gaga. “Dunia pun bisa menilai, bagaimana kita sebagai bangsa besar dengan mayoritas muslim terbesar di dunia mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan arif,” terang Wakil Ketua Umum PPP ini.
Indra J Piliang dari Partai Golkar
Dalam akunt Twitternya, Indra J Piliang juga memberikan komentar mengenai penolakan konser Lady Gaga dan secara tidak langsung mendukung konser tersebut tetap dilaksanakan.
“Jadi, kalau Lady Gaga konser, di Indonesia akan lahir Kerajaan Iblis, begitu logikanya? Lha, iblis itu terus ada tanpa perlu konser, koq.”
Beberapa Politikus Senayan
“Dari segi semangat kebangsaan, insiden larangan ini menunjukkan negara telah gagal menjaga semangat pluralisme,” kata Wakil Ketua Komisi Keamanan DPR Tubagus Hasanuddin dari PDIP kemarin. Kepolisian semestinya memberi penilaian obyektif atas rencana pergelaran konser Lady Gaga di Gelora Bung Karno, Senayan, pada 3 Juni itu. Dia berharap Polri profesional dan terbebas dari tekanan kelompok mana pun.
Anggota Komisi Kebudayaan DPR, Popong Otje Djundjunan dari Partai Golkar, juga mengatakan pelarangan konser Lady Gaga berlebihan. “Seharusnya masih bisa dibicarakan,” kata dia.
Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Saan Mustofa berharap ada landasan hukum yang lebih kuat di balik pelarangan penyanyi dan penulis lagu berusia 26 tahun bernama lengkap Stefani Joanne Angelina Germanotta itu. Terlebih, 55 ribu lembar tiket untuk konser bertajuk “The Born This Way Ball” itu sudah ludes terjual. “Makanya, kepolisian harus membeberkan satu per satu alasannya.”
Beberapa Selebritis Fans Lady Gaga
Di antara publik figur yang lain, kalangan selebritis di Indonesia terlihat paling banyak berkomentar negatif terkait pelarangan konser Lady Gaga di Indonesia.
Vokalis band Kotak, Tantri Syalindri melalui akun @tantrikotak hari ini menulis: “Padahal gw sama chua udah prepare pakaian buat nonton konser Lady Gaga #gagalKonserLadyGaga”.
VJ Daniel Mananta @vjdaniel:” It’ll be cool misalnya SBY kasih speech di opening konser Lady Gaga, lalu bilang, “ini bukti saya ga takut sama preman”
Sarah Sechan @sarseh menulis:”Maksudnya apa nih Lady Gaga melanggar UU pornografi? dia mau konser sambil bikin anak di panggung?”
Sumber : http://zilzaal.blogspot.com/2012/05/inilah-para-pejabat-dan-tokoh-pendukung.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar