Kapal pesiar mewah dan canggih, Costa Concordia tak berdaya menghadapi karang di perairan Pulau Giglio, Italia. Pada Jumat malam, 13 Januari 2012, bahtera seberat 114.500 ton itu terguling lalu karam dalam posisi miring. Kapten kapal, Francesco Schettino, dipersalahkan atas musibah itu, ditambah tindakannya yang memalukan, ngacir duluan meninggalkan kapal dan 4.200 penumpangnya.
Namun, seperti dimuat Discovery News, Schettino bukan satu-satunya nahkoda yang menemui musibah di perairan itu. Fakta menunjukkan, ada lebih dari selusin kapal kuno yang terbaring di dasar laut Giglio yang berbahaya. Salah satunya adalah, kapal kargo Romawi dari abad ke-3 yang tenggelam di kedalaman 130 kaki atau 39,6 meter di dasar laut.
Kapal kuno itu sarat dengan guci berisi kecap ikan. Kapal kekaisaran Romawi itu memiliki rute yang sama, yang dilalui Schettino di hari nahas itu, saat kapal yang dikemudikannya menabrak karang yang ternyata memiliki nama, Le Scole.
Kapal Romawi kuno itu diperkirakan meninggalkan perairan utara Afrika sekitar 1.700 tahun lalu. “Ada dinamika yang sama dengan apa yang terjadi dengan Concordia. Kami belum mengetahui, mengapa kapal kuno itu berlayar terlalu dekat dengan pulau. Mungkin, karena badai,” kata arkeolog bawah laut, Enrico Ciabatti kepada Discovery News. “Yang jelas bukan karam gara-gara manuver salut.”
Ciabatti menceritakan, kala itu bagian lambung robek besar, kapal Romawi itu nekat terus berlayar, sebelum akhirnya ditarik arus ke lokasi karamnya saat ini, yang terletak di depan mercusuar Giglio Porto. Saat tenggelam, kapal pecah jadi dua. ”Menimbang bahwa panjang Concordia yang hampir 1.000 kaki, ia bisa dengan mudah tenggelam, menimpa kapal Romawi itu. Ini sangat disayangkan,” kata Ciabatti.
Sementara, kebanyakan awak kapal Romawi berhasil selamat, seperti halnya mayoritas penumpang dan kru Costa Concordia. “Pelabuhan yang masa itu sudah ada, mudah untuk dijangkau mereka yang selamat. Bangkai kapal hanya berjarak 160 kaki dari tepian Giglio Porto.”
Bersama koleganya, Paola Rendini, Ciabatti mengeskavasi bagian kapal yang karam pada akhir tahun 1980-an. Memastikan ukuran kapal kuno itu, panjang 49 kaki dan lebar 16 kaki. “Ini bukan kapal yang besar, tapi tak mudah baginya untuk bermanuver, terutama saat badai,” kata dia. Guci, piring, dan barang-barang lainnya diangkat dari kapal yang terbaring di dasar laut lebih dari 1.000 tahun. Artefak itu kini dipamerkan di “Submerged Memories” di museum Benteng Spanyol di Porto Santo Stefano, dekat Grosseto.
Pameran itu juga mengungkap kapal-kapal lain yang tenggelam di Pulau Tuscan — di mana kapal-kapal besar melewati saluran 8 mil yang memisahkan Pulau Giglio dari Semenanjung Argentario. Salah satu kapal kuno yang karam di sana diketahui sebagai “Bangkai Kapal Le Scole” yang berada di kedalaman 160 kaki, tak jauh dari karang yang menancap di lambung Costa Concordia.
Dua kapal Romawi lainnya berada di dekat Punta del Lazzaretto, tak jauh dari buritan Concordia. Ada juga reruntuhan kapal yang tenggelam di wilayah utara dekat pulau, dekat Punta del Fenaio, Punta del Morto, Cala Calbugina, dan Secca della Croce — di mana terumbu karang tajam bertebaran di perairan.
Sementara, pecahan kapal yang disebut “Galleon” terbaring di dasar laut sedalam 98 kaki di Punta Capel Rosso, di ujung selatan pulau. Ia adalah reruntuhan kapal kuno tertua dalam sejarah yang ditemukan di perairan itu.
Ditemukan 1961, di kedalaman 180 kaki, kapal itu diduga adalah kapal Yunani. Eskavasi kapal tersebut juga dilakukan pada tahun 1980-an. Kapal itu adalah kapal kargo yang berisi guci, gerabah tanah liat, lampu, dan mata panah dari Yunani Selatan, Fenisia dan Etruscan. Diduga berasal dari suatu masa sekitar 600 tahun Sebelum Masehi.
Setelah perjalanan panjang dari Mediterania Timur 2.600 tahun yang lalu, kapal menabrak sebuah karang lepas pantai yang dikenal sebagai Secca i Pignocchi. ”Karang-karang di sini seperti magnet bagi kapal. Ada banyak kapal yang kandas di lokasi yang sama, sebab yang serupa, bahkan sejak ribuan tahun yang lalu,” kata arkeolog bawah laut terkemuka, Edward Lee Spence kepada Discovery News.
Dia menambahkan, ada lebih dari tiga juta bangkai kapal di Mediterania selama 4.000 tahun terakhir. ”Penyebab paling umum dari tragedi kapal adalah menabrak terumbu karang, batu, beting dan bahkan bangkai kapal lainnya. Memang, tidak aneh untuk menemukan bangkai kapal di atas yang lainnya,” kata Spence. |viva|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar