Badan Angkasa Luar Amerika Serikat (NASA) telah mengungkap sejumlah insiden peretasan sistem oleh para hacker. Sebanyak 13 jaringan utama berhasil ditembus. Ini tindakan kriminal yang membahayakan sistem keamanan nasional Amerika Serikat.
Inspektur Jenderal NASA, Paul Martin menyatakan, pihaknya menemukan, pembobolan oleh hacker ini terjadi sejak November tahun lalu melalui jaringan internet di Cina, yang menembus jaringan Laboratorium Jet Propulsion. Untuk diketahui, Jet Laboratorium Propulsion, sedang mengelola 23 pesawat angkasa untuk melakukan misi ke planet Jupiter, Mars dan Saturnus.
Dia mengatakan bahwa hacker mendapatkan sistem akses lengkap, yang memungkinkan untuk melakukan perubahan, menyalin data, atau menghapus dokumen penting, dengan membuat data baru dan memasukkan semua data yang memungkinkan akan adanya pencurian data NASA lainnya. Hacker ini juga mampu menyembunyikan identitas untuk menyembunyikan aksinya ini.
Seperti yang diungkapkan Martin, bahwa penyusup tersebut, dikaji telah memanfaatkan semua data yang penting, dan memberikan kesempatan 'pembajak' lain untuk masuk ke dalam akses ini.
Dalam serangan lain pada tahun lalu, penyusup mencuri lebih dari 150 sistem NASA. Martin mengatakan bahwa kantornya mengidentifikasi bahwa ribuan sistem keamanan komputer di lembaga tersebut pada tahun 2010 dan 2011.
Dia menambahkan bahwa NASA bergerak terlalu lambat untuk mengenkripsi atau mengacak data pada laptop dan komputer untuk melindungi informasi penting di dalamnya agar tidak jatuh ke tangan yang salah.
Sementara, Juru Bicara NASA mengatakan kepada Reuters mengatakan bahwa pada hari Jumat, lembaga telah mengimplementasikan rekomendasi untuk pembuatan perlindungan jaringan oleh lembaga inspektur umum. "NASA menanggapi isu keamanan jaringan komputer ini dengan sangat serius, dan tidak ada yang dapat disampaikan saat operasi di stasiun luar angkasa internasional dalam keadaan bahaya karena adanya pencurian data," ujar Michael Cabbagehe, juru bicara NASA.
Angkatan Udara Membatalkan Pembelian iPad
Angkatan Udara Amerika Serikat, pada Jumat lalu mengatakan bahwa pihaknya telah membatalkan rencana untuk ribuan paket untuk para anggotanya dengan fasilitas iPad komputer tablet generasi kedua dari perusahaan Apple, namun pihak Amerika membantah hal tersebut karena perangkat lunak ini juga diinginkan digunakan ke dalam jaringan mobile phone yang juga dikembangkan oleh Rusia.
Dua hari lalu, situs berita Nextgov menyatakan bahwa sekitar 2.861 iPad akan dilengkapi aplikasi GoodReader, yakni program dokumen elektronik yang dikembangkan oleh Rusia.
Perangkat ini dapat digunakan untuk menyimpan dan memperbarui informasi penerbangan, peraturan dan perintah, serta pengadaan dokumen lain.
"Pembatalan ini bukan kekhawatiran yang disebabkan oleh GoodReader," ujar Matt Durham, juru bicara Komando Operasi Khusus Angkatan Udara Amerika Serikat.
Dia mengatakan pembatalan pada minggu ke-enam diikuti keputusan untuk pengadaan yang seharusnya tidak dibiarkan sebagai bisnis yang kecil.
Para anggota militer dan pemerintah telah menempatkan peningkatan untuk menguatkan 'rantai keamanan' dan memastikan bahwa perangkat keras, perangkat lunak dan semua komponen tidak dapat 'dibobol' oleh bangsa lain.
Hal ini sebagai tantangan karena begitu banyak komponen datang dari negera luar. Bahkan perusahaan-perusahaan Amerika sering mengajukan kontrak untuk program kerja dengan bangsa lain.
Mike Jacobs yang memimpin program keamanan nasional untuk perangkat di Amerika Serikat, mengatakan bahwa dia telah menggagalkan beberapa jaringan lunak yang terenkripsi dalam sebuah kode dalam hitungan detik setelah pemasok perangkat lunak untuk Amerika Serikat mempelajari beberapa kode kecil buatan Rusia.
Sunber ; VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar