Dari putarannya, badai di atmosfir, sampai pergeseran lempeng tektonik, Bumi bisa jadi sangat berbahaya. Menurut data sekretariat UN International Strategy for Disaster Reduction, ribuan bencana dari gempa bumi, banjir, dan lainnya telah menewaskan lebih dari 780 ribu orang sejak tahun 2000 hingga 2009. Jutaan lainnya terluka atau terpaksa mengungsi.
Tidak ada yang tahu apa yang bakal terjadi satu dekade mendatang, namun beberapa daerah memiliki banyak alasan untuk lebih berhati-hati.
Berikut 7 lokasi di dunia yang masuk kategori paling rawan bencana alam.
1. Istanbul, Turki :
Tidak ada yang tahu atau bisa memperkirakan kapan patahan Anatolia Utara akan pecah. Namun yang pasti: itu sebuah keniscayaan. Gempa bumi yang diakibatkan pecahan itu bisa menjadi berita yang sangat buruk bagi 12,8 juta penduduk Istanbul.
Sejak berabad-abad lalu, gempa Bumi dari patahan Anatolia Utara telah merayap ke arah barat. Gempa besar terakhir terjadi pada 1999, saat lindu berkekuatan 7,6 skala Richter memporakporandakan Kota Izmit. Pemerintah mengumumkan, jumlah korban sekitar 17.000. Namun, pada 2004 peneliti dari Unibersity Brasilia, Vasile Marza menyebut angka lebih dari dua kali lipat. Yakni 45.000 orang. Jika bumi kembali berguncang di masa mendatang, para ilmuwan memperkirakan, efeknya bakal lebih ke Barat, ke selatan Istanbul.
Pada Januari 2010, sebuah studi di jurnal Nature Geosciences menemukan, ketegangan di sepanjang patahan dapat memicu gempa kecil sampai sedang. Atau lebih parah. Maret 2010 lalu, ahli geofisika USGS, Tom Parson mengatakan, peluang Istanbul diguncang gempa dengan skala 7 SR atau lebih, antara 30 sampai 60 persen, dalam kurun waktu 25 tahun.
Istanbul paling tidak sudah 15 kali diguncang gempa hebat sejak abad ke-4 Masehi. Menurut catatan sejarah, gempa hebat terakhir yang mengguncang kota yang dulu bernama Konstantinopel itu terjadi pada tahun 1894.
2. Jawa dan Sumatera, Indonesia
Dua pulau di Indonesia itu mungkin menghadapi lebih banyak bencana alam dari tempat manapun di dunia. Kekeringan, banjir, gempa bumi, longsor, gunung meletus, dan tsunami silih berganti datang. Menurut Pusat Penelitian Bencana Columbia Unoversity, Jawa dan Sumatera memiliki risiko tertinggi.
Bencana yang paling terkenal adalah gempa dan tsunami 2004 yang menewaskan setidaknya 227.898 orang — yang terjebak gelombang raksasa yang menyusul gempa dahsyat 9,1 skala Richter. Dampaknya hingga ke sejumlah negara. Namun, korban terbanyak jatuh di Indonesia yakni lebih dari 130 ribu orang. Belum lagi bencana kecil yang terus datang dan menciptakan penderitaan.
Antara tahun 1907 dan 2004 — sebelum tsunami terjadi — bencana kekeringan telah membunuh 9.329 orang Indonesia. Letusan gunung berapi menewaskan 17.945 orang pada periode waktu yang sama, dan gempa bumi menewaskan 21.856 jiwa. Baru-baru ini, akir 2010, Gunung Merapi yang biasanya hanya mengeluarkan awan panas ‘wedhus gembel’, meletus dahsyat. Ratusan jiwa meninggal.
3. Guatemala Amerika Tengah
Guatemala terancam tiga bencana alam sekaligus: gempa bumi, badai, dan tanah longsor. Wilayah ini juga terletak di Ring of Fire (Cincin Api) — kawasan seismik aktif yang mengelilingi Samudera Pasifik. Guatemala tak hanya terdampak, tapi juga menderita pukulan hebat.
Pada 1976, gempa berkekuatan 7,5 skala Richter menewaskan 23 ribu orang. Gempa juga membuat tanah longsor yang menghambat transportasi dan upaya penyelamatan.
4. wilayah Sahel, Afrika
Kekeringan seringkali tidak mendapatkan perhatian sebanyak bencana alam lainnya. Tapi ia bisa jadi pembunuh. Menurut Program Lingkungan PBB, lebih dari 100.000 orang meninggal karena kekeringan di wilayah Sahel Afrika tahun 1972-1984. Sebanyak 750.000 lainnya sepenuhnya bergantung pada bantuan pangan.
Wilayah Sahel berbatasan dengan Gurun Sahara, Afrika yang membentang sepanjang Mauritania, Senegal, Mali, Niger, Burkina Faso, Nigeria, Chad, Sudan, Aljazair, Ethiopia dan Eritrea.
5. Miami, Florida
Tak ada seorang pun yang bisa memprediksi di mana badai akan menerjang. Namun, Florida selatan memiliki peluang lebih besar. USGS memperkirakan, lebih dari 60 badai besar menerjang dalam kurun waktu 100 tahun.
6. Naples, Italia
Pada Abad 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus dan mengubur kota kuno, Pompeii dan Herculaneum. Ribuan tahun berselang, sebuah kota justru dibangun di dasar gunung : Naples. Bahkan, diperkirakan lebih dari dari 650 ribu warga tinggal di lerengnya.
Menurut Guido Bertolaso, kepala badan perlindungan sipil Italia, letusan berikutnya bisa membuat pemerintah terpaksa mengungsikan lebih dari sejuta orang.
7. Danau Nyos, Kamerun
Maut mengintai dari bawah permukaan danau ini. Sebuah kantong magma berada jauh di kedalaman bisa membocorkan karbon dioksida hingga ke permukaan. Pada 21 Agustus 1986, air danau tiba-tiba bergolak, karbon dioksida tiba-tiba muncrat ke atas seperti botol berisi soda yang dikocok kuat. Karbon dioksida lalu turun dengan cepat ke lembah di bawah danau. Sebanyak 1.700 orang dan ribuan binatang tewas seketika. Di radius 24 kilomegter dari danau, tak ada satupun yang selamat.
Saat ini, pipa dipasang untuk menyedot air kaya karbon dioksida dari dasar danau, untuk mencegah penumpukan gas. Namun, itu tak lantas membuat Danau Nyos sepenuhnya aman. Bahaya masih mengancam. (Our Amazing Planet)
Narasumber : VivaNews
Tidak ada yang tahu apa yang bakal terjadi satu dekade mendatang, namun beberapa daerah memiliki banyak alasan untuk lebih berhati-hati.
Berikut 7 lokasi di dunia yang masuk kategori paling rawan bencana alam.
1. Istanbul, Turki :
Tidak ada yang tahu atau bisa memperkirakan kapan patahan Anatolia Utara akan pecah. Namun yang pasti: itu sebuah keniscayaan. Gempa bumi yang diakibatkan pecahan itu bisa menjadi berita yang sangat buruk bagi 12,8 juta penduduk Istanbul.
Sejak berabad-abad lalu, gempa Bumi dari patahan Anatolia Utara telah merayap ke arah barat. Gempa besar terakhir terjadi pada 1999, saat lindu berkekuatan 7,6 skala Richter memporakporandakan Kota Izmit. Pemerintah mengumumkan, jumlah korban sekitar 17.000. Namun, pada 2004 peneliti dari Unibersity Brasilia, Vasile Marza menyebut angka lebih dari dua kali lipat. Yakni 45.000 orang. Jika bumi kembali berguncang di masa mendatang, para ilmuwan memperkirakan, efeknya bakal lebih ke Barat, ke selatan Istanbul.
Pada Januari 2010, sebuah studi di jurnal Nature Geosciences menemukan, ketegangan di sepanjang patahan dapat memicu gempa kecil sampai sedang. Atau lebih parah. Maret 2010 lalu, ahli geofisika USGS, Tom Parson mengatakan, peluang Istanbul diguncang gempa dengan skala 7 SR atau lebih, antara 30 sampai 60 persen, dalam kurun waktu 25 tahun.
Istanbul paling tidak sudah 15 kali diguncang gempa hebat sejak abad ke-4 Masehi. Menurut catatan sejarah, gempa hebat terakhir yang mengguncang kota yang dulu bernama Konstantinopel itu terjadi pada tahun 1894.
2. Jawa dan Sumatera, Indonesia
Dua pulau di Indonesia itu mungkin menghadapi lebih banyak bencana alam dari tempat manapun di dunia. Kekeringan, banjir, gempa bumi, longsor, gunung meletus, dan tsunami silih berganti datang. Menurut Pusat Penelitian Bencana Columbia Unoversity, Jawa dan Sumatera memiliki risiko tertinggi.
Bencana yang paling terkenal adalah gempa dan tsunami 2004 yang menewaskan setidaknya 227.898 orang — yang terjebak gelombang raksasa yang menyusul gempa dahsyat 9,1 skala Richter. Dampaknya hingga ke sejumlah negara. Namun, korban terbanyak jatuh di Indonesia yakni lebih dari 130 ribu orang. Belum lagi bencana kecil yang terus datang dan menciptakan penderitaan.
Antara tahun 1907 dan 2004 — sebelum tsunami terjadi — bencana kekeringan telah membunuh 9.329 orang Indonesia. Letusan gunung berapi menewaskan 17.945 orang pada periode waktu yang sama, dan gempa bumi menewaskan 21.856 jiwa. Baru-baru ini, akir 2010, Gunung Merapi yang biasanya hanya mengeluarkan awan panas ‘wedhus gembel’, meletus dahsyat. Ratusan jiwa meninggal.
3. Guatemala Amerika Tengah
Guatemala terancam tiga bencana alam sekaligus: gempa bumi, badai, dan tanah longsor. Wilayah ini juga terletak di Ring of Fire (Cincin Api) — kawasan seismik aktif yang mengelilingi Samudera Pasifik. Guatemala tak hanya terdampak, tapi juga menderita pukulan hebat.
Pada 1976, gempa berkekuatan 7,5 skala Richter menewaskan 23 ribu orang. Gempa juga membuat tanah longsor yang menghambat transportasi dan upaya penyelamatan.
4. wilayah Sahel, Afrika
Kekeringan seringkali tidak mendapatkan perhatian sebanyak bencana alam lainnya. Tapi ia bisa jadi pembunuh. Menurut Program Lingkungan PBB, lebih dari 100.000 orang meninggal karena kekeringan di wilayah Sahel Afrika tahun 1972-1984. Sebanyak 750.000 lainnya sepenuhnya bergantung pada bantuan pangan.
Wilayah Sahel berbatasan dengan Gurun Sahara, Afrika yang membentang sepanjang Mauritania, Senegal, Mali, Niger, Burkina Faso, Nigeria, Chad, Sudan, Aljazair, Ethiopia dan Eritrea.
5. Miami, Florida
Tak ada seorang pun yang bisa memprediksi di mana badai akan menerjang. Namun, Florida selatan memiliki peluang lebih besar. USGS memperkirakan, lebih dari 60 badai besar menerjang dalam kurun waktu 100 tahun.
6. Naples, Italia
Pada Abad 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus dan mengubur kota kuno, Pompeii dan Herculaneum. Ribuan tahun berselang, sebuah kota justru dibangun di dasar gunung : Naples. Bahkan, diperkirakan lebih dari dari 650 ribu warga tinggal di lerengnya.
Menurut Guido Bertolaso, kepala badan perlindungan sipil Italia, letusan berikutnya bisa membuat pemerintah terpaksa mengungsikan lebih dari sejuta orang.
7. Danau Nyos, Kamerun
Maut mengintai dari bawah permukaan danau ini. Sebuah kantong magma berada jauh di kedalaman bisa membocorkan karbon dioksida hingga ke permukaan. Pada 21 Agustus 1986, air danau tiba-tiba bergolak, karbon dioksida tiba-tiba muncrat ke atas seperti botol berisi soda yang dikocok kuat. Karbon dioksida lalu turun dengan cepat ke lembah di bawah danau. Sebanyak 1.700 orang dan ribuan binatang tewas seketika. Di radius 24 kilomegter dari danau, tak ada satupun yang selamat.
Saat ini, pipa dipasang untuk menyedot air kaya karbon dioksida dari dasar danau, untuk mencegah penumpukan gas. Namun, itu tak lantas membuat Danau Nyos sepenuhnya aman. Bahaya masih mengancam. (Our Amazing Planet)
Narasumber : VivaNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar